Showing posts with label Bahaya. Show all posts

Beredar di Facebook Hasil Tes Lab Bakso Ternama

Bagi penggemar bakso sepertinya harus lebih waspada untuk membeli bakso, karena bukan hanya bakso-bakso yang diponggiran atau keliling, bakso yang kelasnya restoran pun bisa saja mengandung formalin. Di capture dari Netizen di timeline facebooknya, hasil tes lab menunjukkan bahwa bakson ini positif mengandung formalin yang berfungsi untuk mengawetkan.


Penggemar bakso sepertinya saat ini memang dibuat serba salah, mau tidak konsumsi gak rela, dipaksa untuk konsumsi malah kemasukan bahan kimia. Sampai saat ini artikel ini ditulis belum ada media yang memgekspos berita ini, semoga saja nanti setelah media mulai mengulik informasi segera diketahui kebenarannya soal hasil laboratorium yang diuplod oleh netizen tersebut.

Berikut ini ada foto hasil lab yang berhasil disimpan angkatbicara.blogspot.co.id



Contoh Manusia Jahat Yang Menembaki Hewan Dilindungi


Entah apa yang ada dipikiran manusia ini, alih-alih buat seru-seruan laki-laki yang bertampang minim ini menembaki kera / monyet. Mungkin dia merasa tersaingi dengan monyet tersebut karena terlihat lebih ganteng dari dia.

Jika dilihat dari profil facebooknya pria ini berasal dari purworejo, Jawa Tengah yang berdomisili di Jambi. Mungkin bagi saudara atau teman dari pria ini bisa memberikan belas kasihannya supaya pria ini diberikan pisang secara rutin agar tidak bersaing dengan monyet untuk bertahan hidup. Kasian jika kalah bersaing harus membunuh monyet dengan cara yang sadis.

Ini beberapa foto lainnya yang di capture dari profile facebooknya 




Lion Air Delay? Gak Kaget

Pernah mendengar berita maskapai penerbangan delay? Ya itu dia betul, yang berlogo kepala singa ada sayapnya itu. Sejak kapan singa punya sayap? Ya sejak maskapai ini muncul. Hehehe...

Masalah keterlambatan atau delayed sudah tidak diragukan lagi keampuhannya. Mau terbang delay dulu, mau landing delay juga, sampai mau delay aja mesti delay dulu. Tujuan Makassar landing di Surabaya, kalah pesawat hercules. Super sekali...

Giliran penumpang yang datang terlambat, ya sekitar 15 menit sebelum boarding sudah tidak bisa check in. Ini strategi bisnis yang luar biasa.

Itu semua udah biasa, mau yang luar biasa? Ini nih beritanya :



Udah delay AC mati lagi. Mau nyaingin metro mini kali yah 

Keren bukan? Dengan pelayanan yang demikian masih bisa eksis di bandara-bandara lho. Ini sangat super sekali.

Keluhan Netizen Atas Buruknya Sikap Petugas Bandara

Pemeriksaan barang bawaan saat masuk terminal bandara memang harus dilakukan secara ketat agar tidak terjadi hal-hal yang mengganggu keamanan bandara. Namun bagaimana bila beberapa orang petugas membongkar barang bawaan seorang wanita, yang rasanya sangat sulit untuk seorang wanita jika harus merapikan barang bawaannya tersebut karena isinya yang memang cukup berat tetapi petugas tersebut tidak bertanggung jawab untuk merapikan kembali barang-barang tersebut dan justru malah bersikap tidak sopan? Bagaimana jika ini menimpa anda, ibu anda, atau saudara wanita anda? Mungkin anda akan jengkel dengan sikap petugas yang tidak bertanggung jawab seperti ini. Hal ini dialamai oleh seorang pengguna facebook di salah satu bandara terbesar di Jakarta yang tidak bisa disebutkan namanya karena tanpa disebut seluruh orang Indonesia juga pasti tahu.


Haruskah Malaikat Maut Menegur Orang Ini?

Masih kasus Papa Minta Saham, orang yang memimpin sidang tertutup MKD kemaren ini ngotot betul untuk membela terlapor. Sudah tua bukannya berbuat yang baik agar nantinya bisa dijadikan bekal mati, malah semakin berulah. Semakin tua semakin rusak moralnya, KACAU.


Berikut kutipan berita dari detik news :

Jakarta - Tugas Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) adalah berjuang menjaga marwah dan kehormatan dewan. Namun Wakil Ketua MKD dari Golkar Kahar Muzakir justru berjuang membela Ketua DPR Setya Novanto yang tengah dirundung kasus papa minta saham.

Kahar Muzakir adalah salah satu pimpinan MKD yang ngotot meminta rekaman asli pembicaraan Novanto, Reza Chalid, dan Maroef Sjamsoeddin dari Kejagung. Sekalipun Jaksa Agung sudah bilang untuk pengusutan kasus etik tidak perlu menyertakan bukti aspi tetap saja Kahar yang juga kolega Novanto tak menyerah.

Meskipun rekaman utuh Novanto sudah dua kali diputar di sidang MKD pada saat pemanggilan pelapor Sudirman Said dan saksi Maroef Sjamsoeddin, dan sejumlah anggota MKD menyimpulkan Novanto melanggar etik, Kahar masih berpendapat sebaliknya.

Setelah Maroef Sjamsoeddin membuat surat agar rekaman asli tidak diberikan Kejagung ke MKD, Kahar pun menganggap persoalan ini selesai. "Maroef, yang jadi saksi pelapor atas laporan Sudirman Said berdasarkan rekaman yang diberikan, menolak memberikan itu kepada siapapun kecuali Kejagung. Ada suratnya. Nah jadi apa lagi?" kata Kahar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2015).

Kahar tidak mengungkapkan apa langkah gamblang MKD selanjutnya. Hanya saja, tanpa rekaman, dia menyebut tidak ada bukti lanjutan yang memberatkan Ketua DPR Setya Novanto.

"Yang pencatutan itu memang tidak ada. Terus Setya Novanto di rekaman tidak meminta apa-apa. Sekarang buktinya kan rekaman, dan rekaman tidak mau dikasih," ucap politikus Golkar yang dekat dengan Novanto ini.

Padahal, Menteri ESDM Sudirman Said dan Maroef sudah menyerahkan salinan rekaman. Tetapi, Kahar tidak mau tahu. Dia pun menganggap tidak perlu lagi ada verifikasi. Jadi, apa langkah selanjutnya dari MKD?

"Ya asal muasalnya kan bukti rekaman dan rekamannya enggak mau dikasih ke kita, kan ini mau mengadu domba namanya. Sesama anak bangsa oleh perusahaan asing. Kita di sini sudah geger dunia, ternyata rekaman yang jadi bukti itu kan disembunyikan," ungkapnya.

Apakah pandangan Kahar ini mewakili sikap MKD secara umum? Kalau tidak, para anggota MKD mestinya keluar dan menunjukkan perjuangan yang sebenarnya menyelamatkan marwah dan kehormatan DPR.

Bikin Geli, Meme Setnov di Sidang MKD

Masih ingat kan pastinya dengan kasus ketua DPR kita tentang "PAPA MINTA SAHAM" yang sempat disidangkan oleh MKD namun hasil sidang masih belum jelas sampai sekarang. Kejadian yang sangat unik terjadi diruangan sidang MKD, sungguh lucu ketika seorang pelapor dan saksi tindak tidak etis yang dilakukan ketua DPR justru malah diperlakukan layaknya terdakwa dalam persidangan. Yang lebih kocak lagi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh MKD sangat melesat jauh dari pokok permasalahan, diibaratkan pertanyaan beberapa anggota MKD itu seperti ini : "Anda tau, Kapan Real Madrid akan menjuarai Liga Inggris?" Bingung kan? tapi berbeda dengan anggapan beberapa anggota MKD, mereka menganggap Real Madrid bisa menjuarai Liga Inggris dengan berbagai alasan yang tidak jelas.

Hal ini tentu saja membuat para netizen geram, saking geramnya para netizen membuat meme tentang setnov dan sidang MKD berikut ini :








Ini Touring? Koq Gak Punya Aturan Ya

sumber di ambil dari salah satu thread di kaskus :

Sungguh miris kelakuan member ini dengan bangganya melakukan pelanggaran dan ugal2an di jalan raya seakan jalan milik mereka saja. Ulah satu oknum merusak komunitasnya itu sendiri, memang berat membawa bendera Club yg seharusnya dijaga baik2. Akibat nila setitik rusaklah susu sebelanga. sungguh miris kelakuan member tsb. memalui wadah yg begitu besar yaitu komunitas TKCI (Toyota Kijang Club Indonesia) harusnya bisa mendidik masyarakat dgn safety driving bukan ugal2an yg dipertontonkan. Ini yang membuat masyarakat benci dgn kelakuan komunitas arogan.
Diharapkan member2 ababil seperti ini harus diberi pembinaan oleh senior agar bisa berkendara dengan tertib dan aman.





Kisah Tragis Bisnis ++ di Jakarta

Baru-baru ini terdengar berita yang menggemparkan dunia maya dan pertelevisian, seorang wanita cantik yang menjalani bisnis prostitusi di kawasan Tebat, Jakarta tewas dengan kondisi mulut tersumpal kaos kaki dan leher terlilit kabel.

Namanya deudeuh aka @tataa_chubby di akun twitternya. Malang benar nasib gadis cantik asal Depok, Jawa Barat ini dimakamkan di kota asalnya setelah dipulangkan dari Rumah sakit Polri.

Sangat menyedihkan melihat gadis secantik itu tewas dengan tidak wajar. Mungkin ini bisa dijadikan sebagai peringatan bagi para wanita yang menjalani bisnis ini, karena resikonya sangat berbahaya. Lebih baik berhati-hati dan ekstra waspada dan lebih baik lagi jika tidak menjalankan bisnis seperti ini. Karena mungkin masih banyak pekerjaan lain yang mendulang rupiah tanpa harus menanggung resiko nyawa yang tinggi.

Alasan Tersangka Penyebab Tewasnya Deudeuh Sepele

Sangat sepele, alasan tersangka pelaku penyebab tewasnya deudeuh hanya karena dedeuh mengeluh dengan bau badan tersangka. Deudeuh terus mengeluh soal bau badan tersangka sambil menutup hidung ketika berhubungan seks.

Jika dilihat dari kondisi psychology si tersangka mungkin hati nya sangat kacau melebihi balon hijau yang meletus, dan mungkin dia baru pertama kali ditegur bau badan sama wanita cantik pula. Karena galau setengah mati si tersangka binging mau apa, akhirnya dia kzl (kesal) dan langsung membabi buta untuk menghabisi nyawa deudeuh.

Kata-kata Mu Harimau Mu

Mungkin seharusnya memang kita lebih tahu dan lebih tepat dan mengeluarkan kata-kata dan tindakan. Andai saja waktu itu deudeuh bisa menahan kata-katanya dan tidak menutup hidungnya ketika sedang melayani tamunya mungkin sekarang dia masih hidup, dan selanjutnya cukup memasukkan nama tersangka tersebut ke dalam black list.

Tapi sayang deudeuh tidak bisa menahan kata-kata dan tindakannya, kini semuanya hanya tinggal kenangan seperti dalam status terakhirnya di akun sosial media "Cuma bisa berdoa, maaf belum bisa bikin bangga".



Banyak Pengendara Motor Gak Ada Otaknya

Beberapa hari yang lalu ketika melintasi daerah bintaro sektor 7, kebetulan waktu itu sedang hujan. Tepat dibawah flyover para pengendara motor berhenti dan tidak menyisakan sedikitpun celah jalan. Alhasil lalu lintas langsung berhenti, hanya karena pemotor yang menghentikan kendaraannya di bawah flyover.


Gayanya di jalan ugal-ugalan, selip sana selip sini. Tapi giliran hujan takut sama air. Yang menakjubkan ketika mereka berteduh, seperti mesin berhenti begitu saja. Kacau, parah, dan amburadul. Bagaimana negeri ini mau maju jika penduduknya seperti ini. Hancur..

Saya ini juga pengendara motor, tapi ga sebodoh itu. Lebih baik saya kehujanan dari pada harus menjadi penyebab kemacetan yang seharusnya bisa dihindari. Kalaupun harus berteduh saya akan mencari tempat berteduh yang tidak akan menimbulkan kemacetan.

Anang Ditanya Hak DPR Jawabnya Ngekngok

Masih inget kan apa jawaban mas anang ini  waktu pelantikan anggota DPR kemaren ketika diwawancarai mengenaik hak anggota DPR? Wakaka.. Yak.. Lucu sekali.. Jawabannya ya.. Kenapa.. Apa itu.. Wakakakaka.. Bilang aja ga tau mas anang.. Raimu koq pake plentat-plentot gak jelas gitu.

Yang aneh lagi, ini partai yang ngusung orang ini jadi wakil rakyat itu partai apa? Cuman mau manfaatin popularitas anang doang? Jawabannya jelas iya.. Buktinya, sudah dilantik menjadi anggota DPR aja masih terima job jadi juri di ajang bakat-bakat kampret. Wow.. Bukannya fokus apa yang akan dikerjakan untuk rakyat ya, kalo udah pinter dan paham soal konstitusi sih boleh-boleh aja ya disambi jadi juri gitu. Lah ini ditanya hak anggota DPR apa jawabannya cuman mlengas-mlengos kayak "ketek ketulup" koq malah disambi jadi juri. 

Hei mas anang, apa sampeyan gak malu sama orang-orang kecil yang pilih sampeyan bukan karena pendidikan sampeyan, tapi karena sampeyan artis terkenal. Hanya demi artis terkenal model kayak sampeyan ini, rakyat kecil rela mengespingkan logika untuk pilih sampeyan. Lah koq sampeyan malah ga punya etika dengan nyambi jadi juru ajang bakat. Mbok ya sampeyan itu mikir, minimal belajar tentang politik, sambil ikut-ikut aja rapat-rapat yang diselenggarajan DPR, supaya sampeyan gak keliatan makan gaji buta. Sampeyan iku digaji dari pajak yang dipungut dari rakyat, jadi gak usah macem-macem.

Satpol PP Tak Disertai Intelijen Lapangan

Rabu, 14 April 2010 | 13:05 WIB

Satpol PP tidak lebih dari sekedar Anjing JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana (PKS) sangat menyayangkan terjadi bentrokan berkepanjangan dalam upaya penggusuran permukiman ilegal di kompleks pemakaman Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, yang masih berlangsung sejak Rabu (14/4/2010) pagi.

Menurut Triwisaksana, bentrokan berkepanjangan yang cenderung kasar dan brutal itu mestinya tidak terjadi jika Satpol PP mempunyai intelijen lapangan yang baik. "Mereka tahu akan ada penolakan. Mestinya Satpol PP melakukan pendekatan dan memperhitungkan kekuatan sehingga tidak sampai terjadi bentrok seperti itu," katanya dalam perbincangan per telepon.

Kalaupun kemudian terjadi bentrok, mestinya Satpol PP punya prosedur tetap kapan petugasnya harus mundur atau bahkan ditarik jika suasana sudah tidak kondusif. "Dalam hal ini harus diakui bahwa Polri lebih baik. Mereka mundur dan mengedepankan Polwan kalau situasinya mulai panas. Nah, Satpol PP tak punya protap seperti itu," katanya.

Melihat situasi lapangan yang sudah berjatuhan banyak korban luka, Triwisaksana mengimbau agar Gubernur DKI Fauzi Bowo segera memerintahkan Satpol PP untuk mundur dan kemudian melakukan pembicaraan ulang terkait penggusuran makam Mbah Priok itu.


sumber : megapolitan.kompas.com

PD Gagal Jinakkan Koalisi

Selasa, 16 Februari 2010 | 12:58 WIB

JAKARTA - Partai Demokrat kembali gagal menjinakkan anggota partai koalisinya untuk satu suara menjelang pandangan akhir fraksi terkait Pansus Angket Kasus Bank Century. Pertemuan yang digelar di kediaman Hatta Radjasa pun berakhir tanpa kesepakatan.

Demokrat menginginkan parpol koalisi bersepakat dengan mereka bahwa tidak ada masalah dengan kebijakan bailout. Namun, komposisi 7:2 tak berubah karena pertemuan itu. “Tidak ada perubahan apa pun, posisi tetap 7 dan 2," ujar Agun Gunanjar Gunarsa, fungsionaris Partai Golkar, Selasa (16/2).

Tujuh dan dua merujuk pada 7 fraksi di Pansus yang menyebut proses bailout menyalahi aturan dan hanya 2 partai –Demokrat dan PKB-- yang menyatakan bailout tak melanggar aturan apapun.

Sekjen Partai Golkar yang juga Ketua Pansus Century, Idrus Marham mempertegas sikap partainya. Menurut dia, pertemuan itu hanya forus diskusi dan tukar menukar data yang diperoleh masing-masing partai, namun tak ada kesepahaman pandangan.

"Kami koalisi, tapi bukan berarti seragam," tegasnya.

Wakil Sekjen PPP, Romahurmuziy memberi pernyataan senada. Menurutnya, pertemuan itu bukan bentuk intimidasi, hanya teropongan saja. “PPP rasanya takkan goyah," ujarnya.

Sedangkan Wasekjen PKS, Fahri Hamzah yang mengaku tak menghadiri pertemuan itu menegaskan sikap PKS akan tetap kukuh. "Selama Pak SBY tidak meralat pernyataan yang disampaikan pada kami, maka sikap PKS takkan berubah. Yang kami dengar hanya Pak SBY, yang lainnya tidak kami dengarkan," tegasnya.

Sikap parpol terhadap kasus Bank Century kembali menjadi isu hangat karena Rabu (17/2) esok mereka dijadwalkan memberikan pandangan akhirnya. Sumber parpol koalisi menyebutkan pada Minggu (14/2) malam, salah satu fungsionaris DPP Partai Demokrat, Syarif Hasan mengundang perwakilan anggota parpol koalisi untuk bertemu di kediaman mantan Ketua Tim Sukses SBY-Boediono yang juga Menko Perekonomian KIB II, Hatta Radjasa. Dalam pertemuan itu Hatta menguraikan konsekuensi yang paling menimbulkan instabilitas berkaitan dengan rekomendasi Pansus Angket. Parpol koalisi juga ditantang menjawab apakah mereka bisa mengendalikan instabilitas politik, termasuk buntut dari pemakzulan presiden maupun wapres yang disebut "masing diinginkan pihak-pihak di luar sana“.

“Kami diminta cermat untuk menghasilkan rekomendasi," ujar sumber itu. Sayangnya Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum maupun Sekjen DPP Partai Demokrat, Amir Syamsuddin belum bisa dikonfirmasi mengenai hal ini.



Imbalan Menteri

Bukan hanya di seputar partai koalisi, pandangan akhir fraksi tentang bailout Bank Century juga memengaruhi partai oposisi. Partai Gerindra, misalnya, dikabarkan ditawari posisi menteri jika mau mengubah sikapnya dalam pandangan akhirnya besok. Tapi kabar ini ditampik enteng oleh Sekjen Partai Gerindra yang juga anggota pansus, Ahmad Muzani.

"Saya tidak tahu dan tidak dengar itu. (Kalau pun ada) Gerindra tetap akan istiqomah dengan sikap sebelumnya," katanya.

Kalau Gerindra dikabarkan “diiming-imingi“ kursi menteri, tekanan terhadap PDIP lain lagi. Partai berlambang banteng moncong putih ini menganggap pihaknya diobok-obok melalui isu salah satu fungsionarisnya, Emir Moeis yang juga Ketua Komisi XI DPR menikmati aliran dana talangan Bank Century. Emir sendiri menyatakan dirinya adalah nasabah biasa Bank Century sejak tahun 2004 atau empat tahun sebelum bank tersebut dinyatakan bermasalah. Emir juga menegaskan tidak pernah bermain valas.

"Sejak Bank Century di-bailout, saya tidak pernah melakukan transaksi apa pun," ujarnya.

Wakil Ketua Pansus asal PDIP, Gayus Lumbuun menduga nama Emir Moeis sengaja dimunculkan untuk mengalihkan isu. Alasannya, dari penyusuran pansus mulai merger hingga bailout, nama Emir tak ditemukan.

"Kalau ini dilemparkan terus, akan jadi pengalihan isu," katanya.

Pansus sendiri hari ini menyepakati pembentukan tim-tim kecil. Tim ini bertugas merumuskan rekomendasi pansus yang akan dibawa ke rapat paripurna Selasa, 2 Maret nanti.

"Hari ini Jam 10 kita rapat internal membahas laporan 5 kunjungan ke daerah. Temuan nanti kami bahas di sana," ujar Wakil Ketua Pansus, Yahya Sancawiria, Selasa (16/2).

Untuk merumuskan rekomendasi yang akan dibawa ke sidang Paripurna DPR, tim kecil yang sudah dibentuk akan terdiri dari anggota asal masing-masing fraksi dengan sistem proposional. "Setelah itu kami rumuskan outline atau kerangka laporan. Mereka (tim kecil) kerja sampai minggu," urainya.

Rencananya, hasil tim kecil akan diplenokan di rapat Pansus Century sebelum dibahas di rapat Badan Musyawarah (Bamus) pada Rabu 24 Februari 2010.



Kampanye Pilpres

Dalam perkembangan lain, pansus belum menemukan kaitan aliran dana bailout Bank Century dengan tim sukses pasangan SBY-Boediono meski terdapat nama PT AJP.

Anggota pansus asal Fraksi PKS, Andi Rahmat menegaskan hingga kini benang merah hanya sampai PT AJP. "Sampai sekarang kami masih belum menemukan benang merah langsung ke tim sukses," kata Andi.

Nama PT AJP sendiri pertama dimunculkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaski Keuangan (PPATK). Ia adalah perusahaan di bidang asuransi umum yan didirikan tahun 1963 dengan nama PT Massa. Nama ini berubah menjadi PT AJP pada 2000 yang berkedudukan di Jl. Mangga Dua Raya Kompleks Grand Boutique Centre Blok E no 2-4 Jakarta.

PT AJP empat kali menempatan deposito di Bank Century senilai total Rp 14 miliar dalam periode 9 September 2008 hingga 4 Maret 2009. Dana-dana ini akhirnya ditarik sebanyak empat kali dengan total Rp 14,121 miliar lebih. Namun PPATK hanya bisa mengetahui penggunaan dana hingga lapis kedua dan masih ditempatkan atas nama PT AJP dan pembiayaan konsumen di PT WM.

Anggota pansus asal Fraksi PPP, Romahurmuziy menyatakan bahwa belum ditemukan adanya keterkaitan dana bailout Bank Century masuk ke kantong tim kampanye. Dia mengatakan selain PT AJP, juga ada Bank Tabungan Pensiun Nasional yang juga ikut menyumbang dana kampanye. Tetapi secara hukum menyumbang ke tim kampanye dibenarkan. "Tetapi memang perlu diklarifikasi lebih lanjut supaya tidak mengurangi legitimasi dari presiden terpilih," katanya.



Terancam Disandera

Sementara itu Pansus sore ini akan mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pansus meminta pandangan terkait niat mereka mengenakan ancaman sandera atas Direktur Utama Bank Mutiara, Maryono. Pasalnya, Maryono diduga menghalangi pansus dalam memperoleh data nasabah yang mencurigakan.

"Saya dan Pak Idrus akan ke PN Jakarta Pusat karena Dirut Bank Mutiara diduga menghalangi penyitaan yang semula sudah diberikan oleh kepala cabang," kata Wakil Ketua Pansus, Gayus Lumbuun.

Menurut Gayus, Maryono juga diduga menutupi data sekitar 40 rekening bermasalah milik nasabah Bank Century. Padahal, PPATK sudah mengungkapkan ke-40 rekening bermasalah tersebut.

"Ke-40 rekening itu menurut PPATK nilainya dipecah menjadi Rp 2 miliar, dan itu melanggar UU Perbankan," tutur Gayus. Ia pun menilai langkah Maryono yang menghadirkan empat nasabah Bank Century asal Ciputat, Tangerang, dan Banten, merupakan kamuflase. "Seolah-olah Maryono dan penjabat lainnya kooperatif terhadap Pansus," tutur Gayus lagi.

"Masa cuma empat. Lantas yang lainnya mana? Kami ini dapat data dari PPATK, bukan mereka. Oleh karena itu, Bank Mutiara harus dicurigai karena menyimpan banyak rekenig yang bermasalah, kloning, dan fiktif. Di Bali misalnya, ada pembelian PT Antaboga sebesar Rp 65 miliar," paparnya.



Boedi Sampoerna Lega

Bila dirut Bank Mutiara terancam disandera, salah satu deposan besar Bank Century, Boedi Sampoerna justru lega setelah bertemu dengan tim Pansus Bank Century di Surabaya, pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, selain menjelaskan data dan fakta yang dimilikinya sebagai nasabah Bank Century, Boedi juga menyerahkan dokumen yang menjelaskan dia adalah korban dalam skandal bank ini dan tidak pernah mendapat perlakuan khusus sejak bank ini diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Baik di BPK, KPK, maupun saat bertemu anggota Pansus Bank Century, Boedi menyerahkan setumpuk dokumen yang membuktikan bahwa dugaan miring padanya selama ini tidak benar. Boedi mengharapkan, dokumen yang dia serahkan ke BPK, KPK dan Pansus DPR bisa menjadi masukan dalam menguak rekayasa dan pelanggaran oleh pemilik lama Bank Century untuk menikmati dana nasabah.

“Seperti yang saya alami, diminta oleh Robert Tantular memindahkan dana dari rekening di Surabaya ke Jakarta sebesar 96,5 juta dollar AS, nggak tahunya malah sebagian (18 juta dollar AS) diambil begitu saja untuk kepentingan Robert tanpa sepengetahuan apalagi izin dari saya,” katanya.

Sementara itu pengacara Boedi, Eman Achmad mengatakan, karena informasi mengenai undangan tersebut diperoleh melalui media massa maka semula pihaknya memperkirakan pertemuan dengan tim Pansus diadakan di Jakarta (Gedung DPR). Oleh karena itu Boedi sejak sehari sebelumnya telah berangkat ke Jakarta. Apalagi pada Jumat sore Boedi Sampoerna punya jadwal berobat ke Jakarta. Tapi Jumat pagi setelah pihaknya menghubungi Sekretariat DPR bahwa tim Pansus telah berada di Surabaya dan dipastikan bahwa memang benar ada undangan kepada Boedi Sampoerna untuk menemui Tim Pansus di Surabaya, kliennya buru-buru kembali ke Surabaya dengan meninggalkan jadwal berobatnya.

“Kami baru sampai di Surabaya sorenya, setelah menyiapkan data-data yang diperlukan dalam rangka memberikan penjelasan yang lengkap dan kongkret kepada Tim Pansus tersebut.

Sama seperti saat klarifikasi ke BPK dan KPK, kepada Pansus DPR pun Boedi membantah sejumlah pernyataan Robert Tantular bahwa pemindahbukuan simpanan dari Surabaya ke Jakarta sekitar 96,5 juta dollar AS dan pemecahan sebagian simpanan itu menjadi 247 lembar NCD atas inisiatifnya. Pemindahbukuan itu adalah inisiatif Robert Tantular.

Eman mengklaim setelah melihat langsung bukti-bukti yang disampaikan Boedi, anggota Pansus meyakini bahwa Robert Tantular telah berbohong. Sit, jef

Sumber : SurabayaPost.Co.Id

BONEK DAPATKAN KERINGANAN HUKUMAN

19-02-2010
Jakarta - Komisi Banding (Komding) PSSI meringankan hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada suporter Persebaya Surabaya, Bonek. Hukuman Bonek diringankan menjadi hanya dua tahun tidak boleh memberikan dukungan langsung kepada tim kesayangannya di semua kompetisi PSSI, baik kandang maupun tandang. Sebelumnya, Komdis menghukum elama empat tahun tidak boleh mendukung Persebaya dalam pertandingan tandang.

Ketua Komding PSSI Rusdi Taher usai sidang di kantor PSSI, Kamis (18/2) mengatakan, keputusan itu dilakukan setelah pihaknya melakukan pemeriksaan berkas banding yang dilakukan oleh klub Persebaya. “Hukuman ini lebih ringan dari Komdis, tetapi dalam kurun dua tahun itu pendukung Persebaya tidak boleh memberikan dukungan dengan mengenakan seragam, poster maupun slogan pendukung Persebaya yang selama ini mereka lakukan selama dua tahun,” jelas Rusdi.

Dijelaskan, sanksi dua tahun tersebut berlaku juga saat Persebaya menjamu tim di lanjutan Djarum ISL 2009/2010. “Keputusan kami, pendukung Persebaya tidak boleh mengenakan atribut, poster atau pun slogan yang berbau pendukung yang selama ini mereka kenakan saat mendukung Persebaya,” imbuhnya.

Jika pendukung fanatik Persebaya ingin memberikan dukungan, Rusdi mengatakan jangan mengenakan seragam yang mencerminkan jika itu pendukung Persebaya. “Kami ingin semua elemen pendukung Persebaya maupun klub Persebaya sendiri bisa melakukan perubahan,” tuturnya.

Mengenai sanksi denda ganti rugi sebesar Rp 50 juta kepada pihak Persib Bandung saat Persib menjamu Persebaya tanggal 23 Januari lalu di Stadion Si Jalak Harupat, Rusdi mengatakan bahwa Komding membatalkan keputusan ganti rugi itu. “Tidak ada sanski karena tidak ada tuntutan dari pihak Persib Bandung, mungkin lain halnya jika pihak Persib Bandung melakukan tuntutan ganti rugi akibat pendukung Persebaya merusak fasilitas Persib Bandung saat menjamu Persebaya,” paparnya.
Mengenai denda Rp 200 juta yang ditetapkan oleh Komdis kepada panpel Persebaya, Rusdi mengatakan Komding mendukungnya. “Kami mendukung denda kepada panpel Persebaya sebesar Rp 200 juta itu yang harus segera disetorkan ke rekening PSSI,” tandasnya.

Sementara itu, mengenai banding Arema Malang yang tidak menerima keputusan Komdis beberapa waktu lalu, manajemen Arema telah memasukkan banding kepada Komding. “Kami akan mengumumkan hasil banding Arema hari Selasa minggu mendatang,” kata Rusdi.

Sumber : www.ligaindonesia.co.id